Minggu, 01 Juni 2014

The Promise You Can't Keep in Marriage

Pagi, hari ini aq mau share tentang pernikahan ni.. walau aq belom nikah :p
tapi dengan membaca artikel ini, membantu kita untuk mengerti kehidupan pernikahan yang bagaimana yang Tuhan kehendaki.. 
Walau dengan bahasa yang pas-pas ni waktu aq translate.. 
Selamat membaca.. Tuhan memberkati..

The Promise You Can't Keep in Marriage
www.relevantmagazine.com
Friendship. = pertemanan
Support. = dukungan
Sexuality. = seks
Family. = keluarga
Recreation. = rekreasi

That’s why you get married. That’s why God created marriage.
Itulah menapa anda menikah. Itulah mengapa Tuhan membuat sebuah pernikahan

Here’s the problem—that’s not why most people get married.
Inilah masalahnya – Itu bukan alas an mengapa orang menikah

At least, that’s not why I got married. I got married to be happy.
Setidak-tidaknya, itu bukan alasan saya menikah, saya menikah untuk bahagia

Don’t get me wrong. I was into all that other stuff. She was my closest friend. There was a calling on our life together that we were excited about. Sex ... uh ... yes. And we both wanted a family one day. But none of those reasons were the reason.
Jangan salah paham,  dan jatuh pada semuanya itu. Dia adalah teman dekat saya, kami dipanggil untuk hidup bersama dan bahwa kami semangat tentang sex, dan disuatu hari kami menginginkan sebuah keluarga. Namun itu bukanlah alasan

Like millions upon millions of other Americans, I married for happiness.
Seperti jutaan orang America, yang mengangap bahwa mereka menikah untuk kebahagian

That sounds innocuous at first glance. Heck, it sounds romantic. But the trouble is that happiness is the result of a healthy marriage. It’s not the reason for marriage. Happiness is a great thing, but it’s the by-product, the afterclap of marriage. It’s not the point.
Kedengarannya itu tidak berbahaya pada saat pandangan pertama, malah itu terdengar romantis. Tapi yang menjadi masalah adalah kebahagian merupakan hasil dari pernikahan yang sehat dan Itu bukan alasan untuk menikah. Kebahagian adalah sesuatu hal yang bagus tapi itu adalah produk, hasil dari pernikahan dan itu dan bukan alasan untuk menikah.

God doesn’t look down on Adam and say, “He looks sad. He needs a lift. He needs another human being to quench the thirst of his soul. I will make him a helper to satisfy his deepest longings. Eve, the pressure’s on.” Of course not. Only God can do that.Tuhan tidak memandang rendah Adam dan berkata “Dia terlihat sedih, dia butuh seseorang. Dia butuh seorang manusia lain untuk memuaskan dahaga jiwanya. Saya akan membuat penolong untuk memenuhi kerinduannya.” Tentu saja Tuhan tidak seperti itu.